Jakarta, TriCitra Media – Sebagai usaha untuk lebih nyata dan terasa dalam penerapan Kurikulum Merdeka di seluruh Indonesia, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi melalui Pusat Kurikulum dan Pembelajaran atau Puskurjar menggelar Sosialisasi Kurikulum Merdeka. Workshop ini diselenggarakan bagi seluruh tenaga pendidik pada jenjang SD, SMP, SMA sederajat, dan SLB di Kota Serang, Banten.
Acara yang diselenggarakan pada hari Jumat, tanggal 18 Agustus 2023 yang lalu ini juga bertujuan untuk menghimpun masukan dan mengetahui kendala yang dihadapi tenaga pendidik di satuan pendidikan. Pelaksana tugas Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran, Kemendikbudristek, Zulfikri Anas mengatakan bahwa, Kurikulum Merdeka merupakan alat agar anak-anak dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan fitrahnya menjadi manusia pembelajar sepanjang hayat.
Kurikulum Merdeka, kata Zulfikri, bukan sekadar perubahan dokumen dan administrasi, tetapi juga untuk peningkatan kualitas belajar peserta didik dan meningkatkan kualitas hubungan guru dengan anak didik. “Penekanannya di sini adalah seberapa jauh terjadinya perubahan dalam proses belajar,” begitu ujar Zulfikri.
Ia mengatakan, bahwa ukurannya bukan banyaknya materi yang diserap anak, tapi seberapa sesuai pelayanan terhadap anak. “Sehingga setiap anak dapat menemukan cara terbaik bagi dirinya untuk tumbuh dan berkembang,” begitu Zulfikri menambahkan. Kurikulum Merdeka ingin mengubah belenggu guru dalam format-format administrasi yang kaku dan rumit, yang mengakibatkan guru kekurangan waktu untuk memikirkan dampak ketertinggalan anak.
Kurikulum Merdeka berpusat pada siswa dengan menyederhanakan perangkat ajar, perencanaan yang dibuat lebih simpel, mudah dipahami dan dilaksanakan oleh guru, serta mudah dipahami dan dicapai oleh siswa. Pemerintah memberi ruang kepada tenaga pendidik untuk menyelesaikan persoalan siswa, “terkait kemampuan dasar yang dimiliki dan apa yang dibutuhkan,” begitu kata Zulfikri.
Penerapan Kurikulum Merdeka bukan mempersulit guru, tapi mempermudah proses pembelajaran. Dengan demikian guru bisa mewujudkan suasana belajar interaktif, bermakna, mendalam, dan anak merasa menemukan dunia belajarnya di situ,” tuturnya.
Anggota Komisi X DPR RI, Ali Zamroni yang hadir, mendukung implementasi Kurikulum Merdeka itu berharap bisa dilaksanakan penuh pada tahun 2024. Ali mengatakan Kurikulum Merdeka memberi kebebasan kepada guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga tidak terlalu text book.
“Ini kan lebih memberikan penguatan secara mental kepada siswa, yang mana selama ini mereka harus menghafal pelajaran dan guru memberikan materi secara penuh. Kalau materi selesai, tugas guru ya selesai dan nanti diuji pada saat ujian akhir. Sedangkan Kurikulum Merdeka tidak seperti itu,” begitu kata Ali.
Sedangkan kurikulum Merdeka memberi kegiatan-kegiatan diskusi, untuk menyelesaikan sebuah masalah tanpa terpaku pada teks. Bagi Ali ini adalah adalah kemajuan dan tuntutan kemajuan zaman dan teknologi, untuk mewujudkan lulusan yang memiliki kompetensi tinggi,” kata Ali mengakui.
Leave a Reply