Jakarta, TriCitra Media – Pemilihan umum yang telah berlalu mengingatkan kita akan kesemena- menaan para elit politik yang dengan sembarangan merusak tanaman, dengan memakukan alat peraga kampanyenya pada batang-batang pohon. Dan tidak hanya sampai situ saja, sampah sampah alat peraga pun tampak berserakan di berbagai jalan-jalan di kota pun di desa.
Lalu bagaimana dengan kota Jakarta, yang hingga kini masih sebagai Ibu Kota Negara dan juga barometer bagi pemerintahan daerah, mau pun juga masyarakat di Indonesia? Ketua Sub Kelompok Pemberdayaan Masyarakat, Dinas Lingkungan Hidup, Provinsi DKI Jakarta, Susi Andriani mengatakan bahwa sampah-sampah APK dikumpulkan oleh Dinas Lingkungan Hidup di daerah Pintu Air TB Simatupang Jakarta.
Sampah-sampah APK di tempat itu kemuadian akan disaring. “Sampah yang berbahan material plastik akan dicacah, dan itu akan di-RDF,” begitu ungkap Susi menjelaskan. RDF adalah singkatan dari Refuse Derived Fuel, yaitu proses pengolahan sampah, melalui pengeringan untuk menurunkan kadar air hingga kurang dari 25%.
Hasil RDF sampah plastiknitu kemudian akan menjadi bahan bakar untuk pabrik semen. Selain sampah, plastik, sampah bekas APK berupa bambu dan kayu, yang menurut Susi, sampah-sampah jenis ini masuk dalam kategori sampah organik. “Yang organik itu kami kompos-kan,” lanjutnya menjelaskan, saat ditemua TriCitra Media di sela-sela Acara Diskusi dan Peluncuran Video-video grafik edukasi, di gedung Grha Oikumene Jakarta
Pengolahan sampah-sampah bekas APK, ternyata bukan hanya dilakukan oleh pemerintah saja. Banyak juga masyarakat kreatif yang ikut melakukan pengolahan sampah-sampah bekas APK. “Sebagian warga ada juga yang sudah memanfaatkan,” begitu ungkapnya. Pemanfaatan itu menurut Susi, warga masyarakat sudah ada yang menjahit bekas berbagai banner plastik menjadi tas, “Semacam spoon bond yang mereka pakai untuk ke pasar,” ujarnya menjelaskan.
Dan biasanya para warga kreatif itu, menurut Susi, berada di bank-bank sampah. Dan melalui bank sampah itu oeneruntah provinsi memanfaatkan pengolahan sampah APK itu. “Jadi kita berusaha untuk guna ulang kembali,” begitu Susi memaparkan, menyudahi perbincangan saat itu.
Leave a Reply