Jakarta, TriCitra Media – Aktivis ’98, Aznil Tan mengatakan bahwa, penguatan dollar AS terhadap rupiah berdampak ke BUMN yang mengandalkan bahan baku impor, serta memiliki utang luar negeri. Dalam rilis itu memaparkan huang luar negeri Badan Usaha Milik Negara per Februari 2024, yang tercatat sebesar US$ 49 miliar. Dan kondisi itu sudah dipastikan bakal membengkak akibat kenaikan nilai tukar dollar terhadap rupiah.
Aznil yang juga Ketua Umum Ikatan Alumni Universitas Mercu Buana itu mengatakan bahwa Indonesia saat ini sedang ada diambang krisis moneter seperti tahun 1997 dan 1998, karena dipicu utang BUMN. “Utang BUMN US$ 49 miliar akan semakin membengkak akibat kenaikan dollar Amerika terhadap rupiah,” ungkap Aznil. “Ini berpotensi terjadinya krisis moneter seperti waktu 1997 – 1998,” lanjutnya menambahkan. Hal itu disampaikan Aznil kepada media pada tanggal Tan 23 April 2024. Saat itu, ia mengkritik manuver politik dilakukan Menteri BUMN Erick Thohir, untuk mendapatkan posisi dalam pemerintahan mendatang.
“Miris memang melihat perilaku Erick Thohir sebagai Menteri BUMN,” ujarnya saat itu. Menurutnya, ekonomi dunia saat ini sedang berguncang, “dia malah sibuk urus politik,” ungkapnya menanggapi yang dilakukan Erick Tohir. Aznil juga menyampaikan bahwa Erick Thohir tidak cukup hanya melakukan warning pada perusahaan-perusahaan milik pemerintah. “Erick Thohir stop urus politik,” tegasnya menekankan. Menurutnya, Erick sebaiknya mencari cara untuk menyelamatkan BUMN agar tidak bertumbangan. “Jangan bossy!” serunya. “Jangan mentang-mentang anak emas Jokowi,” begitu lanjutnya. Ia juga mengungkapkan, jangan hanya karena Erick berjasa memenangkan anak Jokowi di pilpres kemarin, lalu dia abai tanggungjawabnya.
Peringatan Aznil kepada Erick, mengingat sebelumnya Erick pernah mengingatkan kepada setiap perusahaan milik pemerintah di tengah penguatan dolar AS terhadap rupiah, yang telah berada di level Rp 16.200. Erick mengaku telah memberi arahan kepada jajaran BUMN untuk mengoptimalkan pembelian dolar AS, selain juga melakukan perhitungan detail atas risiko secara finansial. Konflik Iran-Israel saat ini juga dipandang sebagai sebagai faktor yang membuat situasi geopolitik dunia semakin memburuk. Sehingga situasi ini dikhawatirkan akan mendatangkan dampak negatif pada BUMN, terutama BUMN yang bergantung pada bahan baku impor serta yang punya porsi utang luar negeri besar dalam nilai dolar AS seperti. Misalnya, MIND ID, PLN, Pertamina, hingga BUMN farmasi.
Leave a Reply