Perbincangan yang mengisi di beberapa media sosial tentang Kristen Progresif pada jejaring dunia maya beberapa waktu lalu, menggiring respon reaktif dari berbagai kalangan, baik pimpinan atau pun masyarakat Kristen di Indonesia. Pasalnya, keberadaannya dipandang berbeda dengan kebanyakan masyarakat Kristen.
Dari tiga pimpinan aras gereja terbesar di Indonesia yang diajukan pertanyaan mengenai hal ini, hanya Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia, Pendeta Gomar Gultom yang bersedia memberi jawaban terkait perbincanga Kristen Progresif.
Dalam jawabannya Pendeta Gomar mengingatkan bahwa Kekristenan itu sangat beragam. “Baik menyangkut tradisi ibadah maupun pandangan teologis,” begitu tulisnya melalui pesan aplikasi singkat. Dan masing-masing, masih ungkap Pendeta Gomar, mendaku memiliki dasar alkitab yang kuat.
Jawaban Pendeta Gomar itu, tentu merujuk pada Kristen Progresif yang keberadaannya, pada satu sisi masyarakat memandang tidak perlu dipersoalkan, tapi di sisi lain ada juga masyarakat yang melihatnya sebagai fenomena yang perlu disikapi.
Berkaitan hal itu, Pendeta Gomar menuliskan bahwa Tidak ada hal yang baru dengan Kristen Peogresif. “Ini, kan, hanya pelabelan kepada sekelompok orang yang memiliki pandangan berbeda, dengan orang yang melabelkannya,” begitu jawabnya. “Biasa sajalah,” lanjutnya menambahkan.
Sebab itu, dalam kesempatan ini, Pendeta Gultom menyarakan; hendaknya para pemimpin umat lebih serius membina umat masing-masing seturut dengan ajaran masing-masing,” begitu sarannya. “Dan tak usah gumunan (terheran-heran/red) dengan mereka yang memiliki ajaran atau pandangan berbeda,” lanjutnya masih menyarankan.
Pendeta Gomar juga mengingatkan bahwa, Indonesia saat ini sedang mengembangkan moderasi beragama. Dalam lingkungan internal kekristenan, masih kata Pendeta Gomar, moderasi beragama ini hendaknya mengajarkan kita untuk lebih toleran, “dan menghargai satu sama lain,” begitu pesannya menandaskan.
Leave a Reply