Jakarta, TriCitra Media – Bidang Kesaksian dan Keutuhan Ciptaan, Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia menggelar acara Diskusi dan Launching Video-video Edukasi yang terkait dengan keberlanjutan Ekologi bagi gereja-gereja. Kegiatan sebagai bentuk respons terhadap krisis ekologi ini adalah amanat dari Sidang Raya XVII PGI di Sumba, Nusa Tenggara Timur pada tahun 2019 lalu.
Pada sesi diskusi, Ketua Umum PGI, Pendeta Gomar Gultom mengingatkan akan ancaman Kiamat Ekologis bagi umat manusia, itu sebabnya umat manusia membutuhkan pertobatan ekologis. “Memperlakukan alam semena mena, sama saja dengan mencibirkan Allah,” demikian ujar Pdt. Gomar mengingatkan.
Pada kesempatan itu, tokoh senior PGI, Teras Narang yang hadir sebagai pembicara pada diskusi itu menyatakan bahwa, kuncinya dimulai dari diri sendiri dengan konsistensi. Menurutnya segala sesuatu yang tidak dilakukan dengan konsisten, “Maka pengalaman mengatakan, kita akan sangat sulit sekali menggapai apa yang diharapkan,” ujarnya mengingatkan.
Pertobatan dalam sikap tindakan dengan ada penyadartahuan dari dampak yang ditimbulkan krisis ekologis akan lebih baik dalam mengarah pada tujuan yang ingin dicapai. Sementara itu, Direktur Mandala Katalika atau Manka, Juliarta Bramansa Ottay mengaku bahagia, setelah mengetahui, bahwa apa yang dikerjakan NGO-nya ternyata juga dipikirkan PGI. Ia mengingatkan juga bahwa banyak yang enggan merubah kebiasaan karena takut kehilangan identitasnya.
“Merubah budaya tidak akan menghilangkan identitas,” tekan sosok aktifis lingkungan yang akrab disapa Arta itu. Ia mengingatkan bahwa merubah prilaku untuk menjaga ekosistem bersama itu sebenarnya bukan hanya tugas pemerhati lingkungan, “tapi juga semua, termasuk komunitas keagamaan,” begitu ujarnya melanjutkan. Acara yang bertujuan menciptakan gerakan nyata secara masif dalam menyikapi krisis ekologi sekarang ini, memang mengharapkan adanya perubahan prilaku dari setiap orang bagi lingkungan yang berpengaruh bagi kehidupan.
Ketua PGI Bidang Kesaksian dan Keutuhan Ciptaan, Pendeta Jimmy Sormin mengatakan bahwa bila hal hal yang benar bukan suatu yang biasa, “Mari membiasakan yang benar, bukan membenarkan yang biasa,” begitu ujarnya. Seraya juga mengajak untuk berkomitmen dan berkolaborasi demi membangun gerakan yang lebih masif bagi lingkungan hidup.
Penyelenggaraan acara itu berlangsung pada hari Rabu tanggal 21 Februari 2024 yang lalu itu. Dimulai pada pukul 10.00 dalam bentuk diskusi yang mengambil tempat di Aula Lt. 3, Grha Oikumene – PGI, Jalan Salemba Raya 10, Jakarta Pusat. Acara itu pun dilanjutkan dengan acara makan siang bersama.
Leave a Reply