Jakarta, TriCitra Media – Aktivis 98, Aznil Tan, menegaskan bahwa pemakzulan Gibran Rakabuming Raka sebagai Wakil Presiden menjadi kabar baik bagi rakyat Indonesia. Iya meyakini bahwa, langkah itu bukan sekadar proses hukum, tetapi bentuk pemulihan martabat bangsa yang telah tercabik oleh politik dinasti dan manipulasi kekuasaan.
Aznil mengatakan bahwa rakyat Indonesia akan bersyukur dengan riang gembira jika Gibran dimakzulkan. “Ini bukan sekadar langkah hukum, ini adalah pemulihan harga diri bangsa yang selama ini dipermainkan oleh elite kekuasaan,” begitu Aznil memaparkan kepada wartawan di Jakarta, pada hari Kamis tanggal 3 Juni 2025 yang lalu.
Kehadiran anak sulung Presiden ke tujuh Republik Indonesia itu, menurutnya sebagai produk rekayasa politik yang mencederai konstitusi. “Gibran itu dari awal ibarat duri dalam daging. Ia masuk lewat celah manipulatif, memanfaatkan posisi ayahnya di puncak kekuasaan. Itu menyakiti rasa keadilan rakyat,” paparnya lagi, menjelaskan.
Bila pemakzulan itu terjadi, menurut Ketua Migran Watch ini, tidak akan menimbulkan instabilitas politik seperti yang dikhawatirkan sebagian pihak. Sebaliknya, justru akan membawa kelegaan nasional dan rasa syukur. “Tidak akan ada kerusuhan, sama seperti saat Soeharto lengser,” begitu ujarnya. “Rakyat justru merasa lega dan merdeka,” lanjutnya lagi.
“Bahkan ketika Gus Dur, tokoh yang jauh lebih besar secara moral dan intelektual, dimakzulkan, negara tetap tenang. Apalagi Gibran, yang selama ini menjadi simbol beban dan pembusukan sistem,” tambahnya menegaskan. Bahkan menurutnya, pemakzulan Gibran justru akan memperkuat legitimasi Presiden Prabowo Subianto.
Pemakzulan Gibran, masih kata Aznil, akan membuat Prabowo berdiri di atas pijakan moral yang lebih kuat. Legitimasi rakyat akan kuat. “Ia bisa menunjukkan bahwa pemerintahannya terbebas dari beban politik dinasti dan rekayasa hukum. Dan itu akan diapresiasi oleh rakyat,” lanjut Aznil.
Ketua Umum Ikatan Alumni Universitas Mercu Buana atau ILUNI UMB ini juga mengatakan bahwa, pemakzulan itu sebagai pintu keluar dari ketegangan politik nasional dan langkah penyembuhan demokrasi. “Jika Jokowi benar-benar mencintai negeri ini, ia harus menyuruh anaknya mundur secara legowo,” begitu serunya.
“Jangan wariskan kegaduhan. Jangan wariskan ketidakadilan,” lanjut Aznil menambahkan. Ia berharap Joko Widodo memberi ruang untuk Indonesia pulih dan bersatu. “Gibran tidak merepresentasikan masa depan Indonesia, dan kepergiannya justru akan menyehatkan bangsa,” begitu tegasnya.
Gibran, masih kata Aznil, bukanlah sosok yang membawa masa depan Indonesia, tapi simbol dari demokrasi yang dicurangi. Maka pemakzulannya bukan saja perlu, tapi memang diinginkan oleh rakyat. “Dan ketika itu terjadi, bangsa ini akan bergembira, negara ini akan sehat kembali,” pungkas Aznil Tan.
- rilis ini dapat dikutip keseluruhan atau sebagian tanpa mengurangi substansi
- untuk informasi lebih lanjut, silahkan hubungi Aznil Tan ke wa 081297137355
Leave a Reply