Paris, tricitramedia - Uskup Agung Reims Eric de Moulins-Beaufort tampak berlutut sebagai permohonan penebusan dosa di Lourdes Perancis barat daya, menyusul terungkapnya kasus pedokriminal di Lourdes dan diakui gereja setempat sebagai beban kesalahan mereka pada 6 November 2021 yang lalu. Para Uskup senior juga berlutut bertobat dan memohonan pengampunan dosa, melalui upacara di Goa Lourdes
Pedokriminal yang berlangsung selama beberapa dekade itu terungkap dalam paparan laporan independen yang dirilis pada bulan Oktobver 2021 yang lalu. Laporan itu berbicara secara terperinci mengenai "Selubung Keheningan". Dari pemaparan berita yang dilansir dai AFP ini, mengungkapkan adanya sesuatu yang menyelubungi pelecehan anak selama bertahun-tahun. Laporan yang dibahas dalam Konferensi Uskup Perancis itu juga mengakui bahwa selama waktu berlangsung itu Gereja Katolik setempat telah membiarkan pelanggaran secara sitematis. Demikian ungkapan Eric de Moulins-Beaufort, Presiden Konferensi Uskup Perancis atau CEF.
Saat ini beberapa korban pelecehan, dan anggota awam mengatakan masih terus menunggu rincian kompensasi dan reformasi gereja yang komprehensif. dan pada upacara pertobatan dan permohonan pengampunan dosa 120 uskup dan warga gereja itu berkumpul. Dan berdasarkan tuntutan para korban mereka tidak diperkenankan mengenakan pakaian keagamaan. Pembukaan acara tersebut dimulai dengan memperlihatkan patung kepala seorang anak yang menangis pada salah satu dinding di tempat itu.
Lourdes adalah salah satu tempat tujuan wisata dan ziarah bagi umat Katolik dan Kristen. Dinding itu diharapakan berfungsi sebagai tugu peringatan bagi para korban, sekaligus pengingat bagi para pimpinan gereja di masa mendatang. "Kami ingin menandai tempat Lourdes ini sebagai kesaksian visual pertama yang mengingatkan banyaknya kekerasan, drama dan serangan," kata Hugues de Woillemont, juru bicara Konferensi Wali Gereja Perancis.