Tentara Israel sekonyong-konyong menyerang penduduk Yerusalem yang sedang merayakan Api Suci menjelang Hari Raya Paskah Gereja Ortodok di Gereja Makam Kudus, yang jatuh pada hari Minggu tanggal 24 April 2022 yang lalu. Penyerangan yang terjadi pada hari Sabtu tanggal 23 April 2022 itu, menurut Surat Kabar Israel Hayom, memang sudah direncanakan. Penyerangan itu dilakukan untuk memberikan pembatasan beribadah pada warga beragama Kristen. Hanya saja pembatasan serupa tidak diberlakukan pada rumah ibadah lain. Dan yang mengejutkan, jemaat yang hadir dalam ibadah saat itu bukan hanya dari berbagai wilayah di Israel atau pun wilayah Palestina, namun juga dari negara lain, terutama yang sedang melakukan perjalanan suci.
Jemaat yang beribadah di hari itu, mendapatkan serangan tentara Israel yang bersenjata, baik jemaat yang berada di luar maupun jemaat yang berada di dalam Gereja. Situs berita Al Mayadeen menuliskan bahwa tentara Israel dikerahkan ke seluruh Kota Tua Yerusalem di hari Sabtu untuk mengintimidasi warga sipil yang beragama Kristen saat menuju Gereja Makam Kudus, situs yang diyakini sebagai tempat saat Tuhan Yesus naik ke surga. Intimidasi verbal yang tidak dihiraukan jemaat itu, akhirnya dilanjutkan dengan usaha tentara Israel menutup Gerbang Baru, pintu terdekat bagi warga dan para peziarah menuju Gereja Makam Kudus.
Namun demikian, jemaat tetap mencari jalan lain untuk menuju peribadahan Api Suci di Gereja Makam Suci, Yerusalem. Namun saat berjalannya prosesi peribadatan, sekonyong-konyong tentara Israel yang mengarahkan senjatanya masuk ke ruang ibadah bahkan melakukan serangan fisik kepada salah satu Imam di gereja itu. Uskup Agung Gereja Ortodoks Yunani Sebastia di Yerusalem, Uskup Agung Atallah Hanna, mengatakan kepada wartawan bahwa tindakan tentara Israel yang menginjak-injak kesucian Gereja Makam Kudus adalah tindakan yang belum pernah terjadi. Sebab itu Uskup Agung Hanna melihat, tentara Israel yang bersenjata lengkap hadir ke ruang ibadah adalah bentuk provokasi di hari ibadah Kristen.
Uskup Agung Hanna meminta perhatian Gereja-gereja Kristen di seluruh negara terhadap peristiwa ini. Tentara Israel, menurut Uskup Agung Hanna telah melakukan sabotase di hari raya keagamaan Gereja Ortodoks. "Dan kejahatan ini dilakukan di siang bolong terhadap jemaat!” begitu serunya. Serangan tentara Israel kepada jemaat gereja yang sedang melakukan ritual sucinya ini telah direncanakan. Karena beberapa hari sebelumnya wakil komunitas Kristen di Yerusalem melakukan aksi menentang keputusan sepihak pemerintah Israel, yang menerapkan pembatasan ritual suci gereja. Sementara ritual peribadatan agama selain agama Kristen tidak mengalami penerapan pembatasan.
Perlakuan Tentara Israel terhadap jemaat Gereja Makam Kudus itu mendorong pemerintah dan warga Palestina untuk memberikan dukungan moril bagi umat Kristen di Yerusalem. Mereka menyayangkan pelanggaran hak beribadah yang dilakukan pemerintah Israel secara brutal di hari suci Kristen. Kedutaan Besar Palestina untuk Indonesia, Zuhair Al-Shun mengutuk keras serangan itu, "termasuk kegiatan yang mencegah kedatangan sejumlah besar jemaat untuk berdoa di gereja," begitu ungkap Al-Shun. Penyerangan terhadap kesucian gereja dan penodaan dengan senjata di ruang ibadah, menurut Al-Shun sebagai bentuk provokasi terang-terangan kepada umat Kristinani yang justeru dapat menimbulkan rasa kebencian dan tindakan rasial.